Jenis Kayu Kelas III dan Asal Daerahnya!
Berdasarkan standar SNI, kayu dibagi ke dalam beberapa kelas kuat mulai dari kelas kuat I yang sangat kokoh, hingga kelas kuat V yang memiliki kekuatan paling rendah.
Nah, salah satu kategori yang cukup populer untuk pembuatan perabotan rumah tangga adalah Jenis Kayu Kelas III.
Jenis kayu kelas 3 memiliki kekuatan menengah, sehingga biasanya tidak dipakai untuk konstruksi berat seperti jembatan atau pondasi bangunan.
Namun, justru karena karakternya yang lebih ringan, kayu kelas III sering dipilih untuk membuat furniture minimalis, dekorasi interior, hingga kebutuhan rumah tangga.
Lantas, apa saja jenis kayu kelas 3 yang cocok dipakai untuk membuat furniture? Berikut penjelasan lengkapnya.
Jenis Kayu | Asal / Daerah |
---|---|
Mahoni | Perkebunan di Indonesia, asli dari Amerika tropis |
Meranti (Meranti Merah) | Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Asia Tenggara |
Sungkai | Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat |
Borneo | Kalimantan dan sekitarnya |
Pinus | Hutan tropis & pegunungan, dibudidayakan di Indonesia |
Keruing | Sumatera, Kalimantan, Asia Tenggara |
1. Kayu Mahoni
Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu kelas III yang cukup populer di dunia furniture. Karakternya termasuk keras namun mudah dibentuk, sehingga banyak dipilih untuk membuat meja, kursi, lemari, hingga panel pintu dan jendela.
Secara kekuatan, kayu mahoni tergolong dalam kelas kuat III dan kelas awet III, yang berarti memiliki ketahanan sedang. Warna alaminya merah kecokelatan dengan serat halus, sehingga memberi kesan elegan pada ruangan.
Meskipun tidak sekuat kayu jati atau merbau dalam menghadapi rayap dan cuaca ekstrem, kayu mahoni tetap bisa bertahan lama apabila diberi lapisan finishing anti-rayap dan pelindung. Karena tampilannya yang menawan, kayu mahoni menjadi salah satu jenis kayu kelas 3 yang paling digemari untuk furnitur rumah tangga.
2. Kayu Sungkai
Berikutnya ada kayu sungkai, salah satu jenis kayu kelas 3 yang sering disandingkan dengan jati karena tampilan warnanya yang mirip. Kayu ini umumnya tumbuh di Sumatera, Kalimantan, hingga Jawa Barat, terutama di daerah hutan tropis.
Dari segi keawetan, kayu sungkai mampu bertahan hingga 10–11 tahun, dengan berat jenis 550–650 kg/m³. Warna alaminya cenderung putih pucat kekuningan dengan tekstur serat yang indah. Inilah yang membuat kayu sungkai sering digunakan sebagai bahan furniture interior bergaya minimalis.
Kelebihan lain dari kayu ini adalah mudah diolah dan lebih terjangkau dibandingkan jati. Maka tak heran jika kayu sungkai banyak dipilih oleh pengrajin sebagai alternatif jenis kayu kelas 3 untuk furniture rumah tangga.
Baca Juga : Ketahui 7 Jenis Kayu Kelas II asal Indonesia!
3. Kayu Pinus
Kayu pinus, atau dikenal juga sebagai pine wood, termasuk salah satu jenis kayu kelas 3 yang ringan namun tetap kokoh. Kayu ini banyak digunakan untuk perabotan dapur, rak, meja kerja, hingga dekorasi interior karena mudah dibentuk dan memiliki serat kayu yang cantik.
Ciri khas kayu pinus adalah warnanya yang terang dengan corak mata kayu yang jelas, sehingga cocok untuk ruangan bernuansa natural atau skandinavia. Dari segi kekuatan, kayu pinus berada pada kelas kuat III, yang berarti tidak terlalu keras tetapi mampu bertahan terhadap guncangan.
Sayangnya, kayu pinus kurang tahan terhadap serangan rayap dan kelembapan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan finishing tambahan seperti lapisan anti-rayap dan pelindung air agar furniture dari kayu ini bisa awet dan tahan lama.
4. Kayu Borneo
Salah satu jenis kayu kelas III lainnya adalah kayu borneo atau Cinnamomum Campora. Jenis kayu ini banyak ditemukan di daerah Kalimantan dan sekitarnya, serta sering dipakai oleh pengrajin untuk membuat furniture rumah tangga.
Kayu borneo memiliki warna khas putih kekuningan dengan tekstur cukup kasar, namun kelebihannya adalah mudah menyerap zat cair sehingga cocok untuk diberi lapisan finishing. Dari segi karakter, kayu borneo memiliki tingkat kekuatan menengah (kelas III) dan termasuk kategori kayu berat.
Selain itu, harga kayu borneo tergolong lebih murah dibandingkan kayu keras lain seperti jati atau merbau. Karena itulah, kayu ini menjadi pilihan populer untuk bahan baku furniture kelas menengah yang terjangkau namun tetap kuat.
5. Kayu Keruing
Kayu keruing menarik karena bisa dikategorikan ke dalam beberapa kelas, mulai dari kelas I, kelas II, hingga kelas III. Untuk tingkat keawetannya, kayu keruing sering dimasukkan dalam kategori kelas III.
Karena kualitasnya cukup bervariasi, pemanfaatan kayu ini pun sangat luas. Kayu keruing tidak hanya digunakan untuk furniture rumah tangga, tetapi juga bisa dipakai untuk decking, plafon kayu, pagar, kusen, hingga panel dinding.
Ciri khas kayu keruing adalah warnanya cokelat kemerahan hingga kelabu tua, dengan serat lurus dan permukaan yang agak licin. Harga kayu keruing di pasaran juga relatif murah dibandingkan kayu jati atau ulin, sehingga cocok untuk mereka yang ingin memiliki furniture dari kayu kelas 3 dengan harga terjangkau.
6. Kayu Meranti
Terakhir, ada kayu meranti, salah satu jenis kayu kelas 3 yang paling banyak digunakan di Indonesia. Meranti sendiri terbagi menjadi beberapa jenis seperti meranti putih, meranti kuning, dan meranti merah. Dari ketiganya, meranti merah yang termasuk dalam kategori kayu kelas III.
Kayu meranti merah memiliki daya tahan hingga 10 tahun dengan warna yang khas, yaitu merah gelap kecokelatan hingga ungu, tergantung usia pohon dan kualitas kayunya. Karena tampilannya yang unik, kayu ini sangat cocok dipakai sebagai bahan furniture indoor seperti lemari, meja, kursi, dan dekorasi interior.
Selain mudah diolah, harga kayu meranti juga relatif lebih murah dibandingkan kayu kelas I seperti jati atau ulin. Inilah yang membuatnya menjadi salah satu pilihan populer untuk furniture rumah tangga berbahan kayu kelas 3
Posting Komentar untuk "Jenis Kayu Kelas III dan Asal Daerahnya!"