Lantai Kayu Parket Bali

Bahas Perbedaan Skirting dan Plint secara Lengkap, Ternyata ini!


Perbedaan Skirting dan Plint

Perbedaan Skirting dan Plint - Ketika pertama kali melangkah masuk ke sebuah rumah, mata kita biasanya langsung tertuju pada hal-hal besar yang mencuri perhatian: warna cat tembok, motif lantai, perabot kayu, atau mungkin lampu gantung yang menawan di tengah ruang tamu. 

Namun, jarang sekali kita benar-benar memperhatikan elemen kecil yang justru berperan penting dalam menyempurnakan tampilan interior yakni bagian bawah dinding yang bertemu dengan lantai.

Di sanalah skirting dan plint berada. Sekilas tampak serupa: berupa garis horizontal atau papan kecil yang mengikuti tepi ruangan dengan rapi. 

Namun sebenarnya, perbedaan skirting dan plint tidak hanya terletak pada istilah, melainkan juga pada fungsi, bahan, serta tujuan penggunaannya.\

Bagi sebagian orang awam, keduanya mungkin dianggap sama. Bahkan, dalam percakapan di lapangan, tukang bangunan atau pemilik rumah sering menggunakan kedua istilah ini secara bergantian. 

Padahal, dalam dunia arsitektur dan desain interior, skirting dan plint memiliki makna yang berbeda dan fungsinya pun tidak selalu saling menggantikan.

Apa Itu Skirting dan Plint?

1. Pengertian Skirting

Perbedaan Skirting dan Plint

Secara sederhana, skirting (atau skirting board) adalah papan atau lis tipis yang dipasang di sepanjang bagian bawah dinding, tepat di titik pertemuan antara dinding dan lantai.

Fungsi utamanya adalah melindungi dinding dari benturan dan gesekan, baik dari sapu, alat pel, vacuum cleaner, hingga kaki furnitur. 

Selain itu, skirting juga membantu menutup celah kecil antara dinding dan lantai, menciptakan tampilan yang lebih rapi dan teratur.

Dalam desain interior modern, skirting tidak hanya berperan sebagai pelindung, tapi juga elemen estetika. Banyak rumah bergaya klasik hingga kontemporer menggunakan skirting tinggi dengan profil dekoratif, bahkan mencapai 10–15 cm. 

Beberapa desain menampilkan ukiran lembut atau finishing glossy yang memberikan sentuhan elegan di seluruh ruangan.

2. Pengertian Plint

Perbedaan Skirting dan Plint

Berbeda dari skirting, istilah plint (plinth) sebenarnya berasal dari dunia arsitektur klasik. Secara historis, plinth adalah bagian dasar dari sebuah struktur seperti alas kolom, patung, atau dinding yang berfungsi sebagai penopang.

Dalam konteks desain interior masa kini, plint juga berada di bagian bawah dinding, namun dengan fungsi yang lebih teknis. 

Plint biasanya digunakan di area publik, komersial, atau industri seperti dapur profesional, toilet umum, rumah sakit, atau laboratorium karena menawarkan ketahanan tinggi, kemudahan perawatan, dan daya tahan terhadap kelembapan

Dengan kata lain, jika skirting lebih mengedepankan aspek keindahan, maka plint lebih menekankan pada aspek kepraktisan dan daya tahan.

7 Perbedaan Skirting dan Plint yang Perlu Anda Ketahui

Perbedaan Skirting dan Plint

Untuk memahami perbedaan skirting dan plint secara lebih jelas, mari kita bahas dari berbagai aspek berikut ini:

1. Asal Istilah dan Penggunaan

Istilah “skirting” lebih banyak digunakan di dunia desain interior Barat, terutama di Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan “plint” berasal dari terminologi arsitektur klasik yang banyak digunakan di Eropa.

Di Indonesia sendiri, kedua istilah ini sering tumpang tindih. Namun, desainer interior lebih sering menggunakan kata skirting untuk membahas elemen estetika di bagian bawah dinding

Sementara arsitek atau insinyur sipil cenderung menggunakan kata plint saat membicarakan struktur dasar bangunan atau alas dinding.

2. Fungsi dan Tujuan Penggunaan

Skirting berfungsi melindungi dinding dari goresan ringan dan memberikan tampilan akhir yang bersih serta elegan. 

Ia juga berperan sebagai elemen dekoratif yang bisa mempertegas karakter ruang, misalnya menambah kesan tinggi atau memberikan transisi halus antara warna dinding dan lantai.

Plint memiliki fungsi yang lebih teknis. Ia menjadi batas fisik antara dinding dan lantai yang harus kuat, tahan air, dan mudah dibersihkan. 

Oleh sebab itu, plint banyak dipasang di area dengan risiko tinggi terhadap kotoran, air, atau benturan seperti dapur, kamar mandi, dan ruang publik.

3. material yang digunakan

Salah satu perbedaan skirting dan plint yang paling mencolok terletak pada material yang digunakan. Skirting umumnya dibuat dari bahan yang lebih ringan dan bernilai estetika tinggi seperti kayu solid.

misalnya jati, merbau, atau ulin serta material modern seperti MDF, PVC, UPVC, atau aluminium berlapis warna. 

Baca Juga : 4 Hal yang Sering Dipertanyakan Seputar Parket Kayu

Pilihan bahan ini memberikan fleksibilitas desain yang cocok untuk berbagai gaya interior, mulai dari klasik hingga modern minimalis. 

Sebaliknya, plint lebih menonjolkan kekuatan dan ketahanan jangka panjang karena biasanya terbuat dari beton precast, batu alam, granit, keramik dinding, atau acian semen yang dibuat menonjol (built-in). 

Dengan karakter material yang lebih kokoh, plint sering menjadi bagian permanen dari struktur bangunan, menjadikannya lebih tahan terhadap benturan maupun kelembapan dibandingkan skirting yang bersifat dekoratif.

4. Desain dan Tampilan Visual

Secara visual, skirting tampil lebih artistik. Banyak produsen menawarkan desain dengan motif kayu, ukiran, atau warna kontras yang membuat ruangan terlihat lebih mewah.

Sementara plint cenderung sederhana dan fungsional. Dalam desain kontemporer, plint bahkan dibuat menyatu dengan warna tembok, sehingga tampil “seamless” dan tidak terlalu mencolok.

Bagi rumah bergaya minimalis modern, plint jenis ini sering dipilih untuk menonjolkan kesan bersih dan rapi tanpa gangguan visual.

5. Metode Pemasangan

Skirting umumnya dipasang setelah proses finishing lantai selesai. Proses pemasangannya relatif mudah dan fleksibel bisa menggunakan paku tembak, lem khusus, atau sekrup kecil.

Plint, terutama yang terbuat dari keramik atau beton, biasanya dipasang bersamaan dengan pemasangan lantai atau dinding. 

Karena sifatnya yang menyatu dengan struktur, proses instalasinya memerlukan ketelitian dan perencanaan yang lebih matang.

6. Daya Tahan dan Perawatan

Dari segi ketahanan, plint jauh lebih unggul. Material keras seperti batu atau beton membuatnya tahan lembap dan tidak mudah rusak. Namun, jika sudah pecah atau retak, proses penggantian bisa lebih rumit.

Sebaliknya, skirting lebih mudah diganti atau dicat ulang, tetapi tidak terlalu tahan terhadap air, terutama jika menggunakan bahan MDF atau kayu tanpa pelindung tambahan. 

Oleh karena itu, pemilik rumah perlu memberikan lapisan pelindung atau memilih bahan tahan air jika ingin memasangnya di area lembap.

7. Harga dan Efisiensi Biaya

Secara umum, harga skirting sangat bervariasi tergantung material dan desainnya. Skirting kayu solid tentu lebih mahal dibandingkan PVC atau MDF. Namun, kelebihannya ada pada tampilan yang mewah dan natural.

Sedangkan plint biasanya lebih ekonomis dari segi bahan, karena sering menggunakan sisa material lantai seperti keramik atau granit. Namun, biaya pemasangan bisa lebih tinggi jika plint dibuat menyatu dengan struktur dinding.

Mana yang Lebih Baik, Skirting atau Plint?

Baik skirting maupun plint memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing. Jika Anda ingin menonjolkan keindahan interior dan memperhalus transisi antara dinding dan lantai, maka skirting adalah pilihan tepat. 

Namun jika yang Anda butuhkan adalah ketahanan, kekuatan, dan kemudahan perawatan, maka plint lebih sesuai.

Memahami perbedaan skirting dan plint tidak hanya membantu Anda membuat keputusan desain yang tepat, tetapi juga memberi wawasan tentang bagaimana setiap detail kecil berperan besar dalam menciptakan keindahan dan keawetan sebuah ruang

Jadi, sudah tahu perbedaan skirting dan Plint?

Posting Komentar untuk "Bahas Perbedaan Skirting dan Plint secara Lengkap, Ternyata ini!"